Jakarta, 12 Juni 2025 — Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Water and Wastewater Expo and Forum (IWWEF) 2025, Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI) bersama Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum menyelenggarakan Workshop bertajuk “Transformasi Tata Kelola Sektor Air Minum”. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Cendrawasih, Jakarta International Convention Center (JICC) dan menjadi wadah strategis bagi para pemangku kepentingan untuk membahas arah baru pengelolaan sistem penyediaan air minum (SPAM) dalam rangka mendukung pencapaian akses air minum aman 100% pada tahun 2030.
Ketua Umum IATPI Endra S. Atmawidjaja membuka diskusi dengan menyoroti lima isu strategis yang perlu menjadi perhatian dalam transformasi sektor air minum: penguatan peran regulator dalam menilai kinerja dan menetapkan tarif; peningkatan kapasitas operator; pengelolaan aset berbasis digital; integrasi sistem air limbah dengan air minum; serta pengembangan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang lebih menarik bagi sektor swasta.
“Tarif air minum di banyak daerah masih tergolong rendah. Isunya bukan untuk memberatkan masyarakat, melainkan bagaimana memberi nilai terhadap air dan memastikan keberlanjutan layanan,” ujar Endra.
Sesi diskusi menghadirkan para narasumber dari berbagai institusi publik dan swasta. Rendy Ardiansyah, Direktur Utama Wika Tirta Jaya Jatiluhur, membagikan pengalaman penerapan skema KPBU dalam pengelolaan SPAM. Ia menyoroti beberapa keunggulan, seperti penunjukan pemerintah pusat sebagai PJPK yang mempermudah koordinasi, serta off-taker dari pemda dengan kapasitas finansial yang baik. Selain itu, adanya jaminan minimum dari off-taker dan kesepakatan tarif yang telah disetujui menciptakan kepastian bagi investor dan memperkuat kelayakan proyek.
Kepala Divisi Pengembangan dan Kemitraan Perum Jasa Tirta II Dadan menyampaikan materi “Restrukturisasi BUMN Air Minum Mendukung Asta Cita Swasembada Air”. Ia menjelaskan peran strategis perusahaannya dalam mendukung Asta Cita Presiden, khususnya terkait kemandirian air nasional. Ia berharap adanya penugasan resmi sebagai operator utama BUMN air, agar mampu mengelola layanan SPAM dari hulu hingga hilir secara lebih optimal.
Dari perspektif pemerintah daerah, Afan Adriansyah Idris, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda DKI Jakarta, menyampaikan strategi Pemprov DKI dalam manajemen penyediaan SPAM, antara lain pendampingan pengembangan SPAM, perumusan, penetapan dukungan kebijakan, pembangunan atas inisiasi PEMPROV DKI Jakarta, Operasi dan pemeliharaan SPAM serta pembatasan penggunaan air tanah.
Direktur Air Minum Kementerian PU Hary Prasetya, menegaskan bahwa transformasi penyelenggaraan SPAM membutuhkan dukungan kebijakan nasional, penguatan tata kelola dan kelembagaan, hingga integrasi sektor air minum dan sanitasi agar lebih efisien dan berkelanjutan.
Task Team Leader World Bank Irma M. Setiono memperkenalkan Utility of the Future (UoF) yang mendorong transformasi utilitas air minum dan sanitasi agar lebih adaptif, efisien, tangguh, dan berorientasi masa depan. Ia menekankan pentingnya komitmen manajemen puncak dan kolaborasi lintas divisi dalam keberhasilan adopsi program ini.
Workshop ini mencerminkan komitmen bersama antara IATPI, Ditjen Cipta Karya, dan berbagai pemangku kepentingan untuk mempercepat transformasi sektor air minum Indonesia menuju layanan yang profesional, inklusif, dan berkelanjutan, demi tercapainya akses air minum aman bagi seluruh masyarakat Indonesia pada tahun 2030.