Ikatan Ahli Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI) berpartisipasi dalam 10th World Water Forum dengan menyelenggarakan Side Event bertema "Strengthening the Role of Water and Sanitation Professionals in Capacity Development for Sustainable and Climate-Resilient WASH Services” di Bali International Convention Center (BICC), Rabu (22/5).

 

Ketua Umum IATPI, Endra S. Atmawidjaja mengatakan bukanlah hal yang mudah untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SGDs) pada 2030. Untuk itu diperlukan upaya luar biasa dari para profesional, khususnya praktisi dan engineer lingkungan dan sanitasi.

 

“Saat ini kita menghadapi kompleksitas perubahan iklim dan dampaknya yang besar terhadap sumber daya air dan infrastruktur sanitasi. Untuk itu, peran para profesional di bidang ini sangat penting,” ujarnya.

 

Ditambahkan diskusi ini akan mendalami strategi dan inisiatif untuk meningkatkan kapasitas para profesional di bidang air dan sanitasi untuk memastikan terselenggaranya layanan air, sanitasi dan kebersihan (water, sanitation and hygiene atau WASH) yang berkelanjutan dan tahan iklim. Strategi yang dibahas meliputi teknologi inovatif hingga pendekatan berbasis komunitas.

 

Dari hasil diskusi didapatkan bahwa untuk menyelesaikan masalah air dan sanitasi tidak hanya memperkuat sektor teknis, melainkan perlu dukungan lintas sektor. Di antaranya dukungan regulasi, partisipasi publik, institutional setup, dan juga pendanaan. Di samping itu, juga diperlukan rebranding sektor sanitasi dan lingkungan untuk menarik minat generasi muda.

 

Salah satu narasumber diskusi Kasubdit wilayah I Direktorat Sanitasi Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Sandhi Eko berharap IATPI dapat meningkatkan perannya untuk meningkatkan ekspert di bidang WASH. “Saya harap IATPI dapat berperan lebih dalam memproduksi ekspert di bidang WASH,” ujarnya.

 

Chief of WASH UNICEF Indonesia Kannan Nandar mengamini hal tersebut. “Kita harus melakukan training lebih banyak untuk meningkatkan skill para WASH ekspert,” tandasnya.

 

Water Practice Manager East Asia and Pacific Region World Bank Maria Angelica Sotomayor mengatakan untuk selalu belajar dan melihat inovasi dari pihak lain, tapi bukan berarti untuk menjiplaknya melainkan belajar dari sana. “Kita bisa belajar terutama dari kesalahan dan kegagalan untuk melihat apa yang bisa kita bawa dan sebagai profesional inilah yang membuat menarik untuk selalu belajar,” tutupnya.

Share this post on: