Jakarta, 14 Juni 2025 — Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI) bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kementerian PU dan PT Systemiq Lestari Indonesia (Program Banyuwangi Hijau) menyelenggarakan webinar bertajuk “Perubahan Paradigma Pengelolaan Sampah melalui Perubahan Perilaku Masyarakat.” Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya bersama dalam mendorong pendekatan berbasis masyarakat guna mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

 

Ketua Umum IATPI, Endra S. Atmawidjaja, dalam sambutannya menekankan pentingnya pendekatan dari hulu ke hilir dalam pengelolaan sampah. “Kunci utama pengelolaan sampah adalah edukasi dan perubahan perilaku masyarakat. Jangan pernah lelah memberikan edukasi kepada publik,” ujarnya. Ia juga menyoroti pentingnya peran kepala daerah dalam memberikan teladan, turun langsung ke lapangan, termasuk ke sekolah-sekolah, serta menyediakan dukungan anggaran yang memadai.

 

Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai sektor yang telah memiliki pengalaman langsung dalam mendorong transformasi perilaku masyarakat terkait pengelolaan sampah:

🔹 Amir Hidayat, S.Km, M.Si (Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi) memaparkan materi “Transformasi Perilaku Pengelolaan Sampah melalui STBM Pilar 4.” Ia menjelaskan bahwa keberhasilan pengelolaan sampah di daerahnya ditopang oleh empat faktor utama: kebijakan dari tingkat provinsi hingga desa, perubahan perilaku melalui pemicuan STBM, kolaborasi kelembagaan lintas sektor, serta infrastruktur yang mendukung.

 

🔹 Drg. Indah Dwi Ernawati, M.Kes (Kepala Puskesmas Singojuruh, Banyuwangi) berbagi praktik lapangan dalam penerapan STBM, khususnya pilar pengelolaan sampah. Ia menekankan bahwa masyarakat merupakan aktor utama dalam perubahan perilaku, sementara petugas atau fasilitator hanya berperan sebagai motivator. Pendekatan yang dilakukan antara lain melalui pemicuan berbasis emosi (takut, malu, dan kesadaran penyakit), kunjungan door to door, kegiatan outreach keliling (osling), serta aksi bersih-bersih (clean up).

 

🔹 Siti Fatimah Ramadhani (Behavior Change Communication Lead, Project STOP) menyampaikan pembelajaran dari implementasi Program Banyuwangi Hijau. Ia menegaskan bahwa perubahan perilaku adalah komponen yang tidak terpisahkan dalam sistem persampahan yang berkelanjutan. Project STOP memiliki tiga komponen utama: tata kelola, perubahan perilaku, dan aspek teknis. Empat indikator yang menjadi target program ini meliputi: tidak ada sampah berserakan, pengelolaan sampah yang aman, kepemilikan dua tempat sampah, dan partisipasi masyarakat dalam layanan pengangkutan.

 

Diskusi semakin kaya dengan tanggapan dari Prof. Emenda Sembiring (Dosen ITB dan Dewan Pakar IATPI), yang menyoroti pentingnya penguatan peran pemerintah desa serta pemicuan yang berkelanjutan.Partisipasi masyarakat menjadi kunci dalam mengoptimalkan operasional TPS 3R sekaligus mengurangi potensi kebocoran sampah dari sumbernya. Oleh karena itu, pemicuan perlu dilakukan secara periodik agar tingkat partisipasi masyarakat tetap terjaga.

 

Webinar ini menjadi pengingat bahwa perubahan signifikan dalam pengelolaan sampah tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga membutuhkan perubahan pola pikir dan keterlibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat.

 

Share this post on: