Jakarta, 12 Juni 2025 — Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan IWWEF 2025, Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI) menyelenggarakan workshop bertema “Kebutuhan Pengembangan Profesi Teknik Lingkungan melalui Sertifikasi Kompetensi: Bidang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum”. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran profesional teknik lingkungan dalam menjawab tantangan akses air minum aman di Indonesia.

 

Workshop dibuka oleh Ketua Umum IATPI, Endra S. Atmawidjaja, yang menekankan komitmen IATPI dalam mendukung pengembangan kapasitas sumber daya manusia melalui berbagai inisiatif strategis. “IATPI terus mendorong peningkatan kompetensi melalui layanan sertifikasi dan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Saat ini kami telah memiliki 15 skema sertifikasi, termasuk untuk operator yang sangat dibutuhkan dalam operasional sistem penyediaan air minum,” jelas Endra.

 

Selain itu, Endra juga memperkenalkan sejumlah kegiatan pengembangan keprofesian yang diselenggarakan oleh IATPI, seperti program professional tour yang bertujuan meningkatkan pemahaman pengelolaan air minum secara menyeluruh dari hulu ke hilir bagi para pemangku kepentingan, serta program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebagai bentuk pemeliharaan kompetensi anggota.

 

Dalam sambutannya, Wakil Ketua Bidang Kelembagaan PERPAMSI, I Made Lestariana, menyoroti pentingnya peran tenaga teknik lingkungan dalam mendukung pencapaian target nasional sektor air minum. “Kondisi akses air minum saat ini masih memerlukan upaya besar. Kontribusi tenaga profesional teknik lingkungan sangat krusial untuk mewujudkan cita-cita kita bersama dalam penyediaan layanan air minum aman,” ungkapnya.

 

Sesi utama workshop diisi oleh Tri Joko, Direktur Pengembangan Profesi Berkelanjutan dan Pembinaan Anggota IATPI, yang memaparkan materi berjudul “Kebutuhan Pengembangan Profesi Teknik Lingkungan melalui Sertifikasi Kompetensi: Sub Klasifikasi Teknik Air Minum dan Perpipaan”. Ia menggarisbawahi pentingnya membangun ketahanan dan keamanan air di tengah tantangan perubahan iklim, peningkatan kebutuhan air, serta pencemaran lingkungan khususnya oleh limbah plastik.

 

“Seluruh tahapan dalam sistem penyediaan air minum, dimulai dari perencanaan, pembangunan, hingga pengelolaan, memerlukan perhitungan yang tepat. Kesalahan dalam desain jaringan atau pemilihan sumber air dapat berdampak jangka panjang. Oleh karena itu, sertifikasi keahlian menjadi kebutuhan untuk memastikan kualitas dan keandalan sistem,” ujar Tri Joko.

 

Ia juga memperkenalkan berbagai skema sertifikasi kompetensi bidang air minum yang ada di IATPI, termasuk jenjang dan persyaratannya, sebagai upaya konkret mendukung sumber daya manusia di sektor air yang profesional dan berkualitas.

 

Menutup rangkaian workshop, Serindit Indraswari, ST, MT, selaku Ketua Divisi Pendidikan dan Pelatihan IATPI, menyampaikan beberapa informasi terkait program PKB melalui pemutaran video FAQ PKB, yang memuat penjelasan praktis mengenai manfaat dan mekanisme kegiatan PKB bagi anggota IATPI.

 

Melalui workshop ini, IATPI kembali menegaskan perannya sebagai mitra strategis dalam mendorong pencapaian akses air minum aman melalui penguatan kapasitas tenaga profesional dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang terstandar.

 

Share this post on: