Jakarta, 31 Juli 2025 - Himpunan Pejabat Fungsional Permukiman (HPFP) bekerja sama dengan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI) dan PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur menyelenggarakan webinar bertajuk “Kebutuhan Peningkatan Sistem Penyediaan Air Minum: Mencari Format Operator yang Tepat.” Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada Kamis, 31 Juli 2025.

 

Webinar ini dibuka oleh Ketua Umum HPFP, Eko D. Heripoerwanto, yang menegaskan bahwa penyediaan air minum adalah indikator utama pelayanan dasar yang sangat penting dalam pembangunan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan. Pemerintah telah menetapkan target peningkatan cakupan pelayanan melalui berbagai kebijakan termasuk pengembangan SPAM regional, pendanaan melalui Dana Alokasi Khusus, skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), hingga penguatan operator. 

 

Keynote speaker, Direktur Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum Oscar R.H. Siagian, menekankan bahwa untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 diperlukan transformasi mendasar dalam penyelenggaraan pelayan publik khususnya di sektor air minum. Transformasi penyelenggaraan spam difokuskan pada 4 pilar utama yaitu aspek kebijakan, aspek regulasi, aspek kelembagaan dan tata kelola serta integrasi air minum dan sanitasi. Oscar juga menegaskan bahwa keberhasilan transformasi ini sangat bergantung pada komitmen dan sinergi lintas sektor dan pemangku kepentingan.

 

Ketua Umum IATPI Endra S. Atmawidjaja, dalam paparannya menyampaikan bahwa dalam kerangka desentralisasi, tata kelola korporasi menjadi kunci. Format Perseroda (Perusahaan Perseroan Daerah) menjadi salah satu opsi karena memungkinkan masuknya investasi non-pemerintah dan pembiayaan di luar APBD. Ia juga mendorong pembentukan badan regulator independen dan penguatan SPAM regional, serta pendekatan Integrated Water Resources Management (IWRM). Menurutnya, kehadiran operator tingkat nasional sangat dibutuhkan untuk mendukung percepatan layanan 100% air minum aman pada 2045.

 

Irma Magdalena S, Senior Water Supply and Sanitation Specialist, East  Asia Pacific Region Water Global Practice The World Bank memberikan pandangan terkait faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan model operator. Faktor pertimbangan utama dalam pemilihan bentuk operator/penyedia layanan meliputi kejelasan peran dan tanggung jawab antara pembuat kebijakan, otoritas layanan, dan operator; dukungan kerangka regulasi dan hukum; transparansi alur pendanaan; serta kapasitas teknis yang didukung pelatihan jangka panjang. Irma juga menekankan pentingnya sistem monitoring dan akuntabilitas yang kuat.

 

Direktur Utama PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur Rendy Ardiansyah, menambahkan bahwa keberhasilan operator tidak hanya diukur dari kinerja teknis, tetapi juga dari kemampuannya menjawab tantangan kelembagaan dan sosial. 

 

Rendy menyampaikan bahwa format operator ideal harus mampu mengintegrasikan tiga pilar utama: pelayanan prima dan efisien, termasuk pengurangan non-revenue water (NRW), kelayakan usaha dengan tarif terjangkau dan perpajakan yang mendukung; serta kelembagaan strategis yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan regulator.

Share this post on: